“nDara, bagaimana ceritanya tentang istri tercinta nDara Sumbadra ?”
“Wah … panjang Gong jalan ceritanya. Penuh lika likunya. Kamu tahu siapa Sumbadra itu ?”
“Lha inggih pasti tahu ta. Ndara Sumbadra itu putra putrinya Prabu Basudewa raja negri Mandura. Tapi yang saya heran, mengapa waktu kecil dulu sering disebut Rara Ireng ya, ndara ?”
“Aku sendiri dulu nggak lihat Gong, cuman katanya memang dulu tuh waktu kecilnya Sumbadra sering dipanggil Rara Ireng lantaran, katanya lho Gong, katanya dulu wis ireng … elek … bau lagi. Katanya lagi, setelah menjelang dewasa kok berangsur-angsur berubah menjadi jelita, kulitnya jadi kuning langsat, wajahnya ayu bersinar, membuat hati ini jadi terpana”
“Kalau menurut garis keturunan, nDara sebenarnya lebih muda dari nDara Sumbadra kan ?”
“Benar Gong. Ibu Kunti adalah adik dari Prabu Basudewa. Kamu tahu Gong, siapa saja putra dari pakde Basudewa ?”
“Kalau nggak salah, dengan Dewi Mahindra lahir Kakrasana, dari Dewi Badraini mempunyai anak nDara Narayana dan nDara Sumbadra, serta satu lagi Udawa. nDara Udawa itu dari siapa nggih ndara ?”
“Ini sebenarnya rahasia Gong, tapi sudah menjadi pengetahuan umum … he he he … Media gosip juga nggak berani memberitakan ini. Udawa itu, ibunya adalah Nyai Sagopi”
“Lha kok bisa begitu ndara ?”
“Nyai Sagopi itu sebenarnya cuma wiraswara kraton Mandura saja. Tapi menjadi favorit keluarga kerajaan karena suaranya sangat merdu dan menyentuh kalbu dan tariannya juga sungguh sangat indah dan menyenangkan hati bagi sesiapa yang mendengar atau melihatnya. Pun wajahnya dikaruniai keindahan ala rakyat kebanyakan. Hanya dengan busana sekedarnya saja, kecantikannya tidak terbantahkan. Hal-hal inilah yang menyebabkan Pakde terpesona dan kemudian dinikahi secara siri. He he he … tapi dasar Pakde, masih ingat juga bahwa dia juga mempunyai tiga istri yang sah, maka sewaktu sudah hamil, maka direkayasalah untuk diserahkan kepada demang Antagopa di Widarakandang.”
“Oh gitu ya nDara, terus siapa lagi istri yang satu lagi dari nDara Basudewa, kok ndak berputra?”
“Bude Maerah Gong. Sebenarnya Bude mempunyai seorang anak yang bernama Kangsa. Namun kenyataannya, Kangsa itu adalah anak dari Prabu Gorawangsa, seorang raja raksasa dari Guwabarong. Kalau dirunut jalan ceritanya, Bude Maerah nggak salah-salah amat karena diapun diperdaya oleh si Gorawangsa yang menyaru sebagai Prabu Basudewa saat sang prabu sedang berburu di hutan.”
“Terus gimana nDara ?”
“Si Gorawangsa akhirnya ketahuan juga, tapi sudah terlambat, ternyata Bude Maerah hamil. Terus dibuang ke tengah hutan dan ditolong oleh Resi Anggawangsa hingga melahirkan seorang bayi yang berwujud raksasa, yaitu Kangsa tadi”
“Ooo .. begitu ya ndara. Tentunya bakal ramai setelah itu.”
“Iya Gong. Suatu saat akan aku ceritakan tentang ontran-ontran di Mandura yang pada saat itu juga menjadi sebab pertemuanku dengan Dik Sumbadra”
“Katanya sebelum itu nDara pernah sua dengan nDara Sumbadra”
“Iya Gong, waktu itu masih kecil sih … jadi nggak ingat. Saat dibawa maen ke Mandura aku digendong-gendong sama Pakde, terus si Sumbadra mewek juga pengin di gendong. Maka kemudian aku dipangku di paha kanan Pakde dan Sumbadra dipangku disebelah kirinya. Katanya lagi, waktu itu Pakde mengatakan bahwa kami berdua bakal dijodohkan menjadi suami istri kelak, nggak boleh tidak”
“Wah … jian gayeng tenan nDara, seperti cerita sinetron aja ya”
Filed under: Critaku, Rames semaR Tagged: arjuna, bagong, basudewa